
Untuk merawat bayi prematur memang dibutuhkan penanganan khusus. Hal itu karena organ-organ tubuh
bayi belum berkembang secara maksimal. Sehingga risiko mengalami gangguan kesehatan sangat tinggi.
“Bayi prematur memiliki kondisi khusus yang berbeda dari bayi yang lahir normal. Untuk itu, perawatan harus dilakukan secara detail dan seksama. Hal ini untuk menghindari gangguan kesehatan di kemudian hari dan risiko kematian pada bayi,” kata Dr. Gilberto R. Pereira, ahli perinatologi dan profesor emeritus dari University of Pennsylvania, School of Medicine, saat ditemui di Jakarta dalam acara peluncuran Kampanye Peduli Bayi Prematur oleh Wyeth.
Ada tiga langkah yang harus diketahui para orang tuadalam merawat bayi prematur. Hal ini sangat penting dilakukan sebagai cara mengurangi risiko masalah kesehatan dan kematian serta meningkatkan kualitas hidup bayi lahir prematur.
Langkah pertama yaitu ‘Pastikan’. Artinya, selalu memastikan suhu tubuh bayi berada di antara 36,5 hingga 37,5 derajat celcius. Hal ini untuk menghindari hipotermia (tubuh kedinginan) atau hipertermia (tubuh kepanasan).
“Untuk hipotermia, cara paling mudah dilakukan adalah memeluk bayi dengan posisi kanguru (kangaroo care). Yaitu, menempelkannya di dada dan biarkan kulit ibu menempel pada kulit bayi. Hal ini bisa membuat suhu bayi kembali naik dan juga berdampak positif bagi kondisi psikologis ibu dan bayi,” kata Dr. Pereira.
Langkah kedua adalah ‘Disiplin’. Berikan asupan gizi yang lengkap tepat waktu dengan frekuensi 8 hingga 10 kali sehari. Asupan gizi paling baik untuk bayi adalah ASI (air susu ibu).
“Untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi prematur, ASI harus diperas. Nantinya ASI akan diberikan melalu selang, karena pada bayi prematur, kemampuan menghisapnya belum maksimal,” kata Dr. Pereira.
Langkah ketiga adalah ‘Fokus’. Lakukan pemantauan dan fokus pada frekuensi buang air besar dan kecil bayi prematur. Frekuensinya sekitar 4 hingga 6 kali sehari. Jika kurang atau lebih dari itu sebaiknya langsung periksakan ke dokter.
No comments:
Post a Comment